Minggu, 20 November 2016

Masa Revolusi Pemasaran Jepang #3

Masa Revolusi Pemasaran Jepang



Berkembangnya pemikiran pemasaran Jepang terjadi setelah PD II. Selama tahun 1950-an pemerintah Jepang mendorong berbagai kebijakan yang diarahkan pada pemulihan ekonomi (economic recovery) dan memberi berbagai intensif pada industri-industri yang tampaknya sangat vital bagi pemulihan ekonomi itu. Salah satu akibat dari kebijakan ekonomi itu adalah timbulnya masyarakat konsumsi masal (mass consuption society).
         

       Selama periode tersebut pendapatan per kapita meningkat dengan hebatnya dan menciptakan suatu kenaikan dalam konsumsi dan permintaan akan suatu standar hidup yang lebih baik. Akibatnya adalah, makin meluasnya industri barang konsumsi. Sejumlah besar perusahaan Jepang memasuki arena industri barang konsumsi. Hal ini tidak hanya mengarah pada persaingan yang tajam antara perusahaan-perusahaan Jepang untuk bisa merebut saham/bagian pasar (market share) tetapi makin dibutuhkannya sarana pemasaran yang lebih canggih dibandingkan sebelum adanya gerak ke arah itu. Seperti suatu efek bola salju (snowball effect), pemasaran menjadi suatu subyek diskusi dan pendalaman baik dikalangan para usahawan maupun akademik.
          Dikalangan akademik, para sarjana Jepang masih menyandarkan diri pada buku-buku terjemahan dari buku pelajaran yang membahas manajemen pemasaran dalam teori maupun dalam prakteknya. Buku Philip Kotler, Marketing Management dan Prinsiples of Marketing karya Philips and Duncan menjadi kegemaran bacaan para sarjana maupun mahasiswanya waktu itu. Selain itu para ilmuwan Jepang juga menterjemahkan buku-buku pemasaran yang lebih spesialistik yang berjudul Product policy, Marketing Research, dan Advertising. Ada ilmuwan Jepang yang menghasilkan buku pelajaran pemasarannya sendiri, tetapi kebanyakan hanya merupakan pengulangan teori-teori pemasaran Amerika saja.
          Dalam bidang praktek bisnis, bangsa Jepang juga dipengaruhi oleh Amerika. Selama tahun 1947-1955 Komando Pendudukan Tertinggi Amerikamenyediakan sarana pelatihan untuk membina para ahli Jepang dalam manajemen bisnis. Metode belajar mengajar seperti metode kasus dan diskusi kelompok diterima dan diterapkan dalam perusahaan-perusahaan besar Jepang. Perusahaan-perusahaan ini kemudian mendirikan pusat latihan mereka sendiri untuk pelatihan manajerial dan keterampilan para eksklusif mereka. Berkat dorongan pihak Amerika, dalam tahun 1955 telah didirikan Japanese Productivity Center dan menjadi lembaga yang terpenting dalam memperkenalkan teknik manajemen yang modern termasuk pemasaran, keuangan, produksi dan sebagainya, ke dalam praktek bisnis Jepang. Berbagai tim pucuk pimpinan Jepang mengunjungi Amerika untuk belajar tekhnik yang paling mutakhir dalam berbagai bidang. Mereka membawa pulang teknik manajemen bisnis Amerika yang paling modern, termasuk strategi dan taktik pemasaran yang sudah dijalankan pada perusahaan-perusahaan top di Amerika.
          Dalam tahun 1955 ketika tim pertama pulang dari Amerika, mereka langsung memperkenalkan konsep pemasaran modern dalam perusahaan-perusahaan Jepang. Pada tahun 1976 tim lannya pulang dengan spesialisasi pemasaran. Lebih dari 20.000 orang Jepang, kebanyakan para pengusaha, telah mengunjungi luar negri untuk maksud yang sama. Pada saat yang sama, para ahli luar negri diundang ke Jepang untuk mengajar dan memberi nasehat pada para manajer bisnis Jepang. Dalam tahun 1950   Dr. Edward Demming diundang ke Jepang untuk mengajar teknik riset pemasaran dan pengendalian mutu (quality control). Setelah kunjungannya, pemasaran dan konsep pengendalian mutu merupakan unsur pemasaran terpenting yang diserap dan diterapkan oleh perusahaan-perusahaan Jepang. Seminar riset pemasaran pertama diadakan pada tahun 1952 dan, sejak itu muncullah berbagai perusahaan jasa riset pemasaran untuk menawarkan jasa riset pada pemerintah, perusahaan, dan serikat dagang yang ada.

Tidak ada komentar:
Write komentar